Agama Sebagai Nilai Utama Membangun Pendidikan Karakter

pendidikan karakter islam

Modernis.co, Cirebon – Ketua Yayasan Akmala Sabila Dr. H. Nurlela, M.Ag. menegaskan bahwa agama sudah seharusnya menjadi nilai utama dalam membangun pendidikan karakter. Hal tersebut Ia sampaikan dalam gelaran pembinaan sekaligus workshop tenaga pendidik dan kependidikan di lingkungan Akmala Sabila (6/1).

Nurlela yang dikenal sebagai pakar Psikologi Islam di Cirebon ini mengemukakan bahwa untuk menjadikan agama sebagai nilai utama dalam membangun pendidikan karakter, selayaknya pada pribadi pendidik memiliki karakter-karakter luhur manusia profetik.

“Seorang intelektual atau manusia profetik tidak memikirkan dirinya sendiri, tetapi berpikir bagaimana dapat memberikan sebanyak-banyaknya manfaat bagi lingkungan,” ungkap Nurlela di agenda yang mengusung tema Peningkatan Mutu Pembelajaran di Lingkungan Guru Yayasan Akmala Sabila ini.

Disebut Nurlela, ciri manusia Profetik yang pertama adalah sadar bahwa manusia adalah ciptaan Tuhan. Sadar sebagai makhluk, kata Nurlela, muncul Ketika Ia mampu memahami keberadaan dirinya, alam sekitar, dan Tuhan yang Maha Esa.

Kedua, sambung Nurlela, cinta Tuhan. “Orang yang sadar keberadaan Tuhan, meyakini bahwa Ia tidak dapat melakukan apapun tanpa kehendak Tuhan. Oleh karenanya memunculkan rasa cinta kepada Tuhan. Orang yang cinta kepada Tuhan akan menjalankan apapun perintah Tuhan dan menjauhi larangan-Nya,” kata Nurlela.

Berikutnya (karakter ketiga), seorang manusia profetik juga harus bermoral. Bermoral artinya jujur, saling menghormati, tidak sombong, saling membantu. Lantas Ia melanjutkan bahwa karakter keempat manusia profetik yakni bijaksana.

“Karakter bijaksana muncul karena keluasan wawasan seseorang. Dengan keluasan wawasan, Ia akan melihat banyaknya perbedaan yang mampu diambil sebagai kekuatan. Karakter bijaksana ini bisa terbentuk dari adanya penanaman nilai-nilai Kebhinekaan,” tegas Nurlela.

Karakter kelima, lebih jauh Nurlela menjelaskan, bahwa manusia profetik adalah seorang pembelajar sejati. Untuk dapat memiliki wawasan yang luas, seseorang harus senantiasa belajar. Seorang pembelajar sejati pada dasarnya dimotivasi oleh adanya pemahaman akan luasnya ilmu Tuhan.

“Selain itu, dengan penanaman nilai-nilai Kebhinekaan, Ia akan semakin bersemangat mengambil kekuatan dari sekian banyak perbedaan,” ujar Nurlela.

Karakter berikutnya yakni mandiri. Karakter ini muncul dari penanaman nilai-nilai humanisasi dan liberasi. Dengan pemahaman bahwa tiap manusia dan bangsa memiliki potensi dan sama-sama subjek kehidupan maka ia tidak akan membenarkan adanya penindasan sesama manusia. Darinya, memunculkan sikap mandiri sebagai bangsa.

“Karakter Manusia Profetik yang terakhir yakni kontributif. Kontributif merupakan cermin seorang pemimpin,” tandas Nurlela.

Selain Nurlela, Guru Besar Syekh Nurjati Cirebon Prof. Dr. H. Khaerul Wahidin, M. Ag untuk menyampaikan materi Standar Kompetensi dan Kualifikasi Guru.

Dalam kesempatan lain, penanggung jawab kegiatan yang merupakan Kepala Sekolah SMA IT Akmala Sabila Muhamad Habib Khaerusaani, M.Pd. menuturkan, tujuan kegiatan workhsop ini adalah upaya dalam peningkatan mutu tenaga pendidik dan kependidikan di lingkungan Yayasan Akmala Sabila.

“Serta harapan di tahun 2022 pendidik dan kependidikan di lingkungan akmala sabila memiliki bekal ilmu agar semakin istiqomah menjadi guru yang professional,” tukas Habib. (*)

editor
editor

salam hangat

Related posts

Leave a Comment